Selasa, 02 Juli 2013

Hikmah i balik Musibah


Hikmah Di Balik Gempa Aceh


ACEH sebagai daerah dengan julukan kota Serambi Mekkah ini,  tentu tak akan pernah terlupakan ketika pada 26 Desember 2004, diguncang oleh gempa dan Tsunami dengan kekuatan 9,3 Skala Richter menelan lebih dari 126.000 korban jiwa serta puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra.
Di Banda Aceh, ketika itu sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena Tsunami. Tetapi, kebanyakan korban disebabkan oleh Tsunami yang menghantam pantai barat Aceh dan Sumatra Utara.
Kini, pekan ini, Aceh kembali diguncang oleh gempa dengan kekuatan 8,5 Skala Richter dan berpotensi Tsunami (walaupun akhirnya Tsunami tidak terjadi). Walaupun gempa yang terjadi tidak separah tahun 2004, tetap saja gempa yang terjadi ini menjadi peringatan, tak hanya bagi saudara kita yang ada di Aceh dan sekitarnya, tetapi juga bagi diri kita yang sampai saat ini masih merasakan nikmatnya kesehatan dan keselamatan.
Mungkin kita bertanya tanya mengapa Allah mendatangkan gempa di negeri dengan mayoritas penduduknya muslim di sana? Negeri yang dijuluki kota Serambi Mekah? Mengapa tidak di tempat yang lain, tempat yang banyak ahli maksiat?
Yah, diperlukan kejernihan hati dan pikiran ketika kita ingin mengambil saripati hikmah dari setiap skenario peristiwa yang Allah tunjukan kepada kita. Allah Yang Mahabaik pasti memiliki maksud atas setiap kejadian yang datang di negeri ini. Allah ingin menunjukan kepada kita bahwa segala macam bencana bisa datang kapan dan di mana saja, tanpa bisa di prediksi oleh suatu teknologi paling canggih sekalipun di abad ini. Begitu lemahnya kita sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan.
Bepikirlah dan ambillah hikmah dari kejadian gempa yang terjadi di Aceh kemarin. Renungkanlah pesan cinta yang allah sampaikan untuk kita semua di bawah ini :
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah,” (Al-Hadid: 22).
Apakah Allah subhanahu wa ta’ala hendak berbuat dzalim kepada hamba-Nya atau menyakitinya dengan mendatangkan banyaknya bencana di negeri ini? Mari kita baca pesan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:  “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, niscaya Allah akan menyegerakan hukuman baginya di dunia dan jika Allah menghendaki keburukan pada hamba-Nya niscaya Allah akan mengakhirkan hukuman atas dosa-dosanya sehingga Allah akan menyempurnakan hukuman baginya di akhirat kelak,” (HR. Al-Imam At-Tirmidzi dari shahabat Anas ibn Malik radhiyallahu ‘anhu).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa apabila Allah subhanahu wa ta’ala menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya, niscaya Allah Ia akan menyegerakan hukuman baginya di dunia.
Maka bergembiralah, wahai saudara-saudaraku kaum muslimin! Karena musibah ini kita harapkan sebagai bukti bahwa Allah menghendaki kebaikan untuk diri-diri kita, baik di dunia maupun di akhirat, baik di dunia maupun di akhirat, sebagaimana yang Rasulullah Sabdakan: “Barangsiapa dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan bagi dirinya, niscaya Allah akan menimpakan baginya musibah,” (HR. Al-Imam Al-Bukhari dan shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Harus kita yakini bahwa Allah memiliki tujuan dan rencana di setiap kejadian yang di terjadi di negeri ini, maka janganlah kita putus asa.  “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung dengan besarnya ujian/musibah yang menimpamu,” (HR. Al-Imam At-Tirmidzi dari shahabat Anas radhiyallahu ‘anhu).
Sekalipun rumah hancur atau harta musnah, namun kenikmatan yang agung tetap ada pada kita. Yaitu kenikmatan iman dan kenikmatan Islam, sebagaimana yang Allahl firmankan: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu,” (Al-Maidah:3).
Mari kita sejenak mendoakan keselamatan untuk saudara kita di Aceh dan sekitarnya, semoga mereka diberikan keselamatan, ketabahan dan kesabaran atas gempa yang terjadi kemarin. Bisa jadi kebahagiaan dan keselamatan yang kita rasakan sampai saat ini, itu karena ada doa dari orang yang tidak pernah kita kenal atau bahkan tidak pernah kita jumpai selama hidup kita, yang begitu konsisten dan ikhlas mendoakan kebaikannya untuk kita. Bisa jadi ada diantara saudara kita yang saat ini sedang tekena musibah dan mereka masih menyempatkan diri untuk mendoakan keselamatan untuk diri kita. Bagaimana dengan diri kita? Wallahualam Bissawab. [Gunawan Al-Farizi/islampos
]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar